Blogger Jateng

Strategi Pendirian Pesantren Tebuireng 1899 Oleh K.H Hasyim Asy'ari | Harian Pelajar


 Ilustrasi gambar via detik.news.com

Strategi Dakwah Pendirian Pesantren Tebuireng 1899 oleh K.H. Hasyim Asy'ari

Tahun 1899. Hasyim Asy'ari mendirikan pesantren dalam rangka membumikan ajaran agama agar berdampak pada masyarakat. Bahkan menurutnya mendirikan pesantren ditengah lingkungan yang buruk itu bagus guna pengajaran moral kepada masyarakat. 

Daerah Tebuireng itu adalah wilayah yang kotor dan najis banyak orang-orang yang bejat. Ada pelacur, perampok, penjudi, pembegal, dan lain-lain.

Pendirian pesantren ini banyak ditentang oleh kerabat ataupun keluarga Hasyim Asy'ari baik dari ayahnya maupun mertuanya yang menyarankan untuk pindah ketempat lain dari pada harus ke tempat itu.

Namun Hasyim Asy'ari dengan jawaban tegas dan sangat mengharukan hingga ayahnya dibuatnya terharu dan bersedih menjadi penanggung jawab pertama ketika upaya yang dilakukan oleh Hasyim Asy'ari dicerca.

Pembangunan pesantren ini ditempat bekas pelacuran. Mulanya K.H Hasyim Asy'ari dengan sejumlah santrinya membersikan dan membabat semak belukar. Dan kemudian mendirikan dua bilik gedung. Satu untuk pengajian dan satunya untuk dia dan istrinya.

Hasyim Asy'ari tidak langsung mendakwahi masyarakat untuk meninggalkan maksiat akan tetapi memberikan pengajaran dan penguatan rohani kepada santrinya sebagai bekal bagi mereka agar tahan dalam situasi yang ada. Setelah itu kemudian secara bertahap mereka mulai melakukan gerakan dakwah.

Dakwah yang mulai ditunjukkan adalah dengan memberikan keteladanan. Warga sekitar Tebuireng itu malam hari mereka bermaksiat karena mereka adalah pengangguran. Uang mereka peroleh hanya hasil dari sewa tanah kolonial Belanda untuk pabrik tebu, maka Hasyim Asy'ari dan para santrinya berdiskusi untuk mencoba memperluas tanah mereka dengan membeli kepada salah satu mandor tebu untuk digunakan sebagai lahan penanaman tanaman yang laku dipasaran. Ini semua dilakukan untuk memancing masyarakat agar tertarik dalam menggeluti ladang dan merawat tanaman. 

Hasilnya itu oleh Hasyim Asy'ari dibawah ke pasar untuk dijual dan hasilnya pun cukup Alhamdulillah. Warga yang awal mulanya mencibir bahkan sinis dari kegiatan perkebunan K.H Hasyim Asy'ari dan para santrinya mulai melirik bahkan bertanya langsung kepada Hasyim Asy'ari mengenai kiat kiat dalam merawat tanaman hingga hasilnya melimpah.

Seiring berjalannya waktu aktivitas masyarakat pelan-pelan semakin banyak yang tertarik untuk berkebun sehingga aktivitas maksiat di malam hari kian surut. Karena masyarakat disiang hari bekerja dan pada malam hari beristirahat.

Sungguh progres yang sangat luar biasa dilakukan mengingat ini akan semakin memudahkan dalam menyampaikan dakwah selanjutnya kepada masyarakat. Sebuah nikmat dan kesyukuran diucapkan oleh Hasyim Asy'ari dan para santrinya. Hingga tak lama pula sedikit demi sedikit mulai berdatangan para orang tua membawa anaknya untuk belajar ke pesantren Tebuireng, Jombang Jawa timur.

Mengukir dengan Teladan 
" Ia sama sekali tak menghakimi tradisi itu, sebagai tradisi jahiliah,lalu mengharamkan dengan serta Merta justru ia sadar bahwa tradisi adalah karakter masyarakat, karenanya perlu dipelihara dan diarifi".

Setelah keteladanan yang Kiai Hasyim Asy'ari dan para santrinya tunjukkan berupa berkebun atau menanam berbagai jenis tanaman yang laku dipasaran, pelan tapi pasti mulai beriringan masyarakat yang ikutan seperti yang mereka lakukan. 

Mulai surut perbuatan keji disebagian masyarakat dalam meninggalkan kemaksiatan. Akan tetapi jumlahnya belum seberapa dengan pelaku maksiat yang lainnya. Masih banyak pemabuk, perampok, penjudi, pelacur, bahkan pembegal sekalipun. 

Hasyim Asy'ari dan para santrinya berusaha memikirkan bagaimana menumpas kemaksiatan ini Sampai ke akarnya. Para santrinya mengusulkan untuk menumpas kemaksiatan secara langsung tatkala mereka melihatnya mabuk-mabukan. Namun namun Hasyim Asy'ari menggunakan metode lain yakni mencari siapa yang pantas untuk diakrabinya dari kalangan yang dihormati kaumnya. 

Maka diputuskanlah Marto Lemu. Dia adalah pemabuk kelas kakap yang sangat diakui kekuatan dalam meminum tuak bermerek dan mahal. Dia juga adalah seorang yang tajir memiliki anak buah dan gerobak sapi yang banyak disewakan. 

Ini dimanfaatkan oleh KH Hasyim Asy'ari dalam berdakwah. Mula-mula ia berusaha untuk selalu bersikap ramah dan menyapa setiap bertemu dengan Marto Lemu. Namun respon datar dari Marto setiap disapa oleh Kiai. Tak menyerah disitu saja Kiai berusaha memberikan sanjungan yang tulus kepada Marto Lemu setelah melihat gerobak sapinya yang banyak dan gemuk-gemuk.

Akhirnya Marto Lemu nampak menunjukan respon ramahnya meskipun cuman senyuman biasa dan diselingi tawa. 

Tatkala bertemu di pasar, KH Hasyim Asy'ari menawarkan jasa gerobak sapi itu bahwa beberapa hasil panen kebunnya banyak dan memerlukan gerobak sapi dari Marto Lemu. Dia yang diajak bisnis pun menyanggupi dan berkata beres.

Pagi hari Marto Lemu pergi ke Pesantren untuk menjalankan tugasnya mengangkut barang hasil tanaman itu. Dan begitu terkejutnya tatkala melihat tanaman yang sangat subur dan beragam. Bahkan dia takjub kepada kolam ikan pesantren itu. 
Nah sungguh sikapnya yang ramah ditunjukkan oleh Hasyim Asy'ari dengan memberikan ikan yang besar-besar kepada Marto Lemu. Dengan menyuruh para santrinya untuk mengumpulkan dan memberikan langsung kepada Marto Lemu sekaligus Anak buahnya.

Marto yang menerima itu Secara perlahan nampak tergerak hatinya untuk senantiasa menjalin komunikasi dengan Kiai Hasyim. Singkat cerita Marto Lemu sudah mulai mendengarkan nasihat dari KH Hasyim Asy'ari. Pada akhirnya dia belajar sholat,ngaji dan ilmu agama yang lain. 

Buah dari pembelajarannya kepada KH Hasyim Asy'ari, dia sampaikan juga kepada pengikutnya yang juga pemabuk. Itu diikuti oleh mereka karena Marto Lemu adalah sosok yang tersohor dan terhormat di kaumnya.


Sungguh strategi yang luar biasa yang telah di contohkan oleh KH Hasyim Asy'ari dengan dakwah pakai metode pendekatan secara personal kepada pelaku maksiat yang disegani diantara kaumnya. 

Seiring berjalannya waktu dakwah kian gencar dilakukan ramai orang berdatangan dari berbagai kalangan untuk menimba ilmu di pesantren Tebuireng.

Post a Comment for "Strategi Pendirian Pesantren Tebuireng 1899 Oleh K.H Hasyim Asy'ari"