Setelah aksi pertama yang sukses, "Geng Mandi Malam"—Doni, Irwan, Toni, dan dua anggota baru, Agus dan Beni—memutuskan untuk melanjutkan tradisi mandi malam mereka. Kali ini, para pria ini sudah siap dengan lebih banyak ide konyol, sambil mempertahankan semangat tawa yang selalu mereka bawa.
Malam Jumat berikutnya, di rumah Toni, para anggota Geng Mandi Malam berkumpul setelah ritual mandi mereka masing-masing. Toni, yang selalu punya ide aneh, tiba-tiba angkat bicara sambil menyisir rambutnya yang masih basah. "Bro, kita harus naik level. Cuma mandi malam keliling kompleks udah basi. Harus ada inovasi."
Doni mengernyitkan dahi. "Inovasi apa lagi, Ton? Mandi pakai baju batik?"
Toni dengan gaya sok misterius memandang ke arah teman-temannya. "Gimana kalau kita mandi di lapangan kompleks? Kita bawa gayung, ember, dan sabun, terus mandi rame-rame di tengah lapangan. Sekalian olahraga!"
Irwan tertawa terbahak-bahak. "Kamu pikir ini festival mandi massal atau gimana?"
Agus, si paling pendiam, tiba-tiba ikut bicara, “Sebenarnya ide itu seru. Cuma masalahnya, gimana kalau ada warga yang lapor ke ketua RT? Bisa-bisa kita diomelin."
Namun, Beni, si paling pemberani, langsung menimpali, "Kalau ketua RT ikutan mandi, siapa yang mau ngelapor?"
Geng langsung tertawa lagi, seakan ide itu adalah hal paling normal di dunia. Tanpa banyak berpikir, mereka setuju. Mereka pun mulai mempersiapkan alat mandi darurat. Masing-masing membawa gayung, handuk kecil, dan sabun batangan. Dengan semangat juang tinggi, mereka menuju lapangan kompleks.
Sampai di lapangan, mereka langsung membuka gayung, ember, dan bersiap untuk mandi. Toni yang memimpin, dengan penuh percaya diri mulai menuang air dari ember ke kepalanya. "Inilah mandi malam ala pria sejati! Kita buktikan, bro, di sini, kita semua satu gayung!"
Sementara itu, Doni mencoba meniru gaya ala iklan sabun sambil mengusap sabun ke tubuhnya dengan gerakan dramatis, seakan sedang difilmkan. "Lihat ini, guys! Rambut kuat, kulit lembut!" teriaknya sambil menatap kosong ke langit, yang langsung disambut tawa riuh dari yang lain.
Namun, tak lama setelah mereka mulai, lampu sorot lapangan tiba-tiba menyala. "Lho, siapa yang nyalain lampu?" tanya Agus panik. Mereka langsung celingak-celinguk, melihat ke arah tribun lapangan.
Ternyata, beberapa ibu-ibu yang sedang jalan malam bersama anak-anak mereka berhenti di tepi lapangan, menatap bingung ke arah geng yang sedang mandi. "Apa-apaan ini? Mandi malam di lapangan? Kalian sehat?" teriak salah satu ibu.
Toni, tak kehilangan muka, langsung membalas, "Tenang, Bu! Kami dari komunitas kesehatan! Mandi malam, jaga kebersihan, jaga kesehatan!" ucapnya sambil melambaikan gayung, seakan sedang melakukan kampanye publik.
Ibu-ibu itu bukannya marah, malah tertawa terbahak-bahak. Beberapa bahkan mulai merekam aksi mandi malam tersebut dengan ponsel mereka. "Awas aja kalian masuk YouTube!" kata seorang ibu sambil tertawa.
Namun, kehebohan tak berhenti di situ. Di tengah tawa dan keseruan, tiba-tiba ada suara keras dari pengeras suara di tepi lapangan. "Perhatian! Ini ketua RT! Kalian ngapain di sana?"
Irwan langsung pucat. "Waduh, ketua RT dateng, bro! Ini bukan latihan, kita beneran ketahuan!"
Toni dengan cepat mengambil inisiatif. "Bro, jangan panik. Santai aja. Ketua RT kita tuh punya selera humor, pasti dia ngerti."
Dengan percaya diri, Toni maju ke tengah lapangan dan angkat bicara melalui gayung yang dia jadikan mikrofon palsu. "Pak RT yang terhormat, kami ini bukan sembarang pria! Kami komunitas Mandi Malam, penjaga kebersihan dan kehormatan warga!"
Suara di pengeras suara tiba-tiba terdiam. Ketegangan menyelimuti lapangan. Tapi kemudian, suara ketua RT terdengar lagi, kali ini dengan nada tertawa, "Ya sudah, asal jangan lupa angkat ember kalian. Jangan sampai ada air tergenang! Besok kalian bersihkan lapangan ya!"
Toni dan geng langsung bersorak. Mereka tidak hanya lolos dari omelan ketua RT, tapi bahkan membuat warga tertawa dan menambah cerita konyol di buku kehidupan mereka.
Malam itu berakhir dengan pelajaran penting: tak ada yang lebih menyegarkan daripada mandi malam di lapangan sambil tertawa bersama sahabat. Dan satu hal lagi—di balik setiap ide gila Toni, selalu ada momen yang tak terlupakan.
Post a Comment for "Cerpen: Geng Mandi Malam"