PERNYATAAN SIKAP GMNI CABANG KENDARI
ilustrasi: sumber Pixabay
OLEH: Muh. Rasyidu
Indonesia masih dalam status siaga, apakah kita termasuk orang yang tidak menginginkan fondasi kebangsaan yang lahir berdasarkan niai-nilai pancasila ataukah menginkan fondasi kebangsaan atas dasar agama?
Ahok. Ahok. Ahok.
Momentum 4 november 2016 menjadi bagian yang tidak terlepas dari hilangnya kesadaran moral yang notabennya paham agamais radikal fundamentalis, pilihan itu ada ditangan kita.
Berawal dari video yang disebar oleh Buni Yani yang berjudul “Ahok Menghina Surat Al-Maidah” maka menjadi viral di media sosial memancing perdebatan untuk seluruh umat muslim di Indonesia yang berujung kepada gerakan menuntut Ahok bertanggung jawab atas perbuatannya, bukan hanya di DKI Jakarta seluruh Nusantara menuntut akan hal yang sama di Jakarta Serbuan dari Penuntut Ahok oleh FPI (Front Pembela Islam) di Aceh oleh FPI
Hal seperti ini yang merusak tatanan sosial yang sudah dicita-citakan oleh Founding Father mereka tidak menginginkan adanya nasionalisme yang Chauvinis (Sempit) namun menginginkan nasionalisme yang merangkul segala bangsa untuk hidup berdampingan[1] bukan mendiskreditkan keragaman namun kita bagian dari generasi yang menginginkan nasionalisme ala Indonesia yang sesuai dengan Pancasila Dan UUD 1945 yakni menolak Exploitasion Home part Home yaitu penjajahan manusia oleh manusia lainya menolak segala bentuk penjajahan Neokolonialisme dan Neoimperialisme dan bentuk-bentuk penjajahan lainnya.
Menyimpulkan dari peristiwa ini , bukan ingin menarik asumsi sendiri namun kita memaknai bahwa peristiwa ahok adalah benar! bahwa ini merupakan kesalahan, namun tidak menutup diri sebagai mayoritas pemeluk umat beragama terbesar se Indoensia maka tunjukan rasa kesantunan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam dalam bertoleransi. Selanjutnya ini merupakan desain orang dibelakang layar yang sedang mencoba mengadu domba sesama bangsa, cukuplah peristiwa sara pada
Post a Comment for "NASIONALISME YANG TIDAK CHAUVINSITIK"