Tulisan kali ini tentang kesemrawutan minat karena faktor kepentingan dan visi yang berbeda
Jumlah sedikit bukanlah indikasi kekalahan. Hanya karena kekurangan personil, adakalanya muncul anggapan bahwa suatu wadah yang sepi peminat itu tak tepat untuk dimasuki, karena itu tadi sepi dan kaku.
Oke, sekarang kemungkinan banyak orang yang tidak akan menampik potensi popularitas, ingin diakui, memiliki kemasyhuran, dan penghargaan manusia. Padahal penghormatan dan penghargaan manusia itu diberi, bukan dicari.
Ihwal ini sebenarnya sangat berbahaya. Kalau dalam buku Risalah Ikhlas (Said Nursi), menegaskan bahwa mencari popularitas ataupun reputasi itu akan menambah penyakit hati, bisa juga berujung pada ria. maksudnya adalah kita semua punya potensi akan hal tersebut tatkala masuk disuatu wadah, saya sebutnya wadah saja supaya tenang oleh kalian yang membaca tulisan ini.
Kembali ke jumlah yang sedikit tadi, saya akan mencatatkan sedikit bagaimana kisah peperangan badar, sebagai peperangan pertama umat muslimin dengan jumlah yang sedikit tapi sudah cukup untuk memporak-porandakan pasukan musuh, apalagi situasi dan ruang dan waktunya pada bulan puasa, tetapi karena solidaritas, kekeluargaan, persatuan, dan tentunya do'a utuh menjadi satu, kemenangan.
"Jangan terlalu Ekstrim kanan, bisa terpapar radikalisme, jangan juga terlalu kiri agar tidak terjadi pemberontakan yang berdampak destruktif, cukup ditengah-tengah saja", ada ungkapan seperti itu yang saya sendiri dengar melalui teman diskusi. Ini maksudnya apa ya?
Menyuruh kita untuk moderat, berlaku ditengah-tengah dengan realitas yang seperti sekarang? Orang memakai pakaian takwa karena berusaha mengikuti perintah Tuhan dikatain pa Ustadz gokil.
Orang pakaian urakan, gondrongan, tidur tak karuan, dikatain pendosa, surga dan neraka seperti sudah dimulutnya.
Ini berimplikasi dengan pembahasan sepi peminat atau sedikit partisipasi pada suatu tempat perkumpulan. Alasan utamanya adalah kans untuk mendapatkan popularitas itu sedikit, atau tak sesuai dengan visinya menjadikannya untuk berpikir dua kali tatkala bergabung dalam suatu wadah yang dihuni oleh orang yang beberapa saja.
Teruntuk yang sabar merawat solidaritas meski kekurangan anggota, saya berharap semoga suatu saat nanti kita akan menjadi pemenang. Pertolongan Yang Maha Kuasa semoga selalu menyertai setiap langkah kita, dari setiap persembunyian ini. Padahal hanya mengajak untuk bergabung mendengarkan kalimat kebaikan, tarik napasnya panjang dan berat dengan ungkapan "lain kali" katanya.
Keresahan
Musafar Ukba
Post a Comment for "Sedikit Partisipasi"